Pages

Subscribe:

Jumat, 30 November 2012



MANUSIA DAN HARAPAN MASA DEPAN


Kawan, kita tidak akan pernah tahu kemana takdir akan membawa kita pada 10 tahun yang akan datang. Kita tidak akan pernah tahu sampai kita benar-benar mengalaminya. Mungkin 10 tahun yang akan datang kita sudah berhasil menggapai  semua impian kita, semua impian yang sering kita gembar – gemborkan ketika tengah malam di lantai  atas  markas kita. Atau mungkin 10 tahun yang akan datang kita akan jatuh tersungkur, terpuruk, terkalahkan oleh kerasnya kehidupan.
Kita tidak akan pernah tahu, mungkin 10 tahun yang akan datang kehidupan beralih memihak kepada kita. Tidak lagi kelaparan di akhir bulan. Tidak ada lagi malam-malam penuh kegalauan memikirkan pasangan, apalagi hasil ujian. Tidak ada lagi itu semua kawan.
Kawan, percayalah ketika 10 tahun yang akan datang, saat kalian mulai jenuh dengan semua aktivitas yang kalian lakukan, bukalah semua tulisan-tulisan ini. Sempatkanlah waktu untuk membacanya. Maka kalian akan tersenyum, tersipu, dan tertawa membayangkan kehidupan kita kala remaja. Kalian akan menyadari  betapa  indahnya masa-masa remaja kita. Betapa bodohnya masa-masa remaja kita. Dan betapa beruntungnya kita bisa memiliki masa-masa remaja seperti itu.
Teruslah menulis kawan,
Karna disaat kita sedih, galau, bimbang, sebuah tulisan akan sedikit menghibur dan menentramkan.
Teruslah menulis kawan,
Karna sebuah tulisan yang sarat akan makna memiliki untuk mengubah masa depan.
Teruslah menulis kawan,
Karena disini tempat kita membagi kebahagiaan.
Dan disini saya akan membagi cerita tentang harapan-harapan saya dimasa depan.
اهلا وسهلا في المستقبلي
Inilah gambaran kehidupan saya 10  tahun  yang  akan datang  yang  saya harapkan.
Ketika  10  tahun  yang  akan datang dimana saya sudah dalam keadaan dewasa, sudah tidak lagi menjadi seorang siswi, akan tetapi menjadi seorang mahasiswi dan bahkan mungkin saja saya sudah menjadi seorang sarjana.
SARJANA ?
Menjadi seorang sarjana adalah termasuk salah satu keinginan orang tua saya terutama ibu. Saya terlahir dari keluarga sederhana, kedua  orang tua saya tidak mengalami pendidikan kejenjang  yang  tinggi  (sarjana). Kedua orang tua saya hanya seorang wiraswasta,  yang  tepatnya sekarang bekerja  di koprasi swasta. Maka pengalaman mereka  yang  kurang dalam pendidikan kedua  orang tua saya mengharapkan anak nya harus memasuki kejenjang pendidikan  yang  tinggi  (sarjana). Mendapat gelar sarjana bukanlah suatu pengharapan kedua  orang  tua saja,  akan tetapi suatu keharusan (itulah suatu penegasan dari kedua  orang  tua saya).
Siapa sih yang tidak mau mendapat gelar sarjana ?
Secara pribadi pun saya menginginkan menjadi seorang sarjana. Dan  propesi  yang saya harapkan setelah mendapat gelar sarjana adalah menjadi seorang  guru. Propesi seorang guru  bagi para wanita termasuk saya adalah termasuk propesi yang sederhana. Apalagi saya yang senang bergaul dengan anak-anak, dan biasa berbagi ilmu kepada mereka adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Mudah-mudahan saja harapan mendapat gelar sa jana dan menjadi seorang  guru,  10  tahun  yang  akan datang bisa terwujudkan.  Aamiiin
Dan tentunya 10 tahun yang akan datang pun saya sudah menargetkan sudah mempunyai seorang pendamping hidup.  Karena  10  tahun  yang  akan datang dimana umur saya  pun sudah cukup untuk mempunyai seorang pendamping hidup.  Sekarang  saya baru berumur  16  tahun,  menginjak dewasa  pun  saya belum waktunya. Jadi seumuran saya berpikiran tentang seorang pendamping hidup masih sangat labil. Harapannya tentang seorang pendamping hidup pasti ngga jauh berbeda dengan  orang  lain.  Secara fisik,  yaa itu tergantung pada penilaian individu. Bagi saya  yang  paling  utama,  seorang suami harus bias menjadi  imam  bagi istri dan anaknya.
TAPI !!!
Tidak ketinggalan  pula,  segala sesuatu  yang kita lakukan termasuk mentukan seorang pendamping hidup,  harus  dibarengi restu dari kedua  orang  tua kita. Karena sesempurna apapun seorang pendamping hidup kita,  jika  orang  tua kita tidak memberi restu pasti kebahagiaan tidak akan menghampiri kita.
MAKA,
Carilah restu kedua  orang  tua, dan lengkaplah sudah jika kita mendapat restu dari keduanya. Insya  Allah  kebahagiaan bersama kita. Aamiiinn


Photobucket