MANUSIA DAN HARAPAN MASA DEPAN
Kawan,
kita tidak
akan pernah tahu kemana takdir akan membawa kita pada 10 tahun yang akan
datang. Kita tidak akan pernah tahu sampai kita benar-benar mengalaminya.
Mungkin 10 tahun yang akan datang kita sudah berhasil menggapai semua impian kita, semua impian yang sering
kita gembar – gemborkan ketika tengah malam di lantai atas markas kita. Atau mungkin 10 tahun yang akan
datang kita akan jatuh tersungkur, terpuruk, terkalahkan oleh kerasnya
kehidupan.
Kita
tidak akan pernah tahu, mungkin 10 tahun yang akan datang kehidupan beralih
memihak kepada kita. Tidak lagi kelaparan di akhir bulan. Tidak ada lagi
malam-malam penuh kegalauan memikirkan pasangan, apalagi hasil ujian. Tidak ada
lagi itu semua kawan.
Kawan,
percayalah ketika 10 tahun yang akan datang, saat kalian mulai jenuh dengan
semua aktivitas
yang kalian lakukan, bukalah semua tulisan-tulisan ini. Sempatkanlah waktu
untuk membacanya. Maka kalian akan tersenyum, tersipu, dan tertawa membayangkan
kehidupan kita kala remaja. Kalian akan menyadari betapa indahnya
masa-masa remaja kita. Betapa bodohnya masa-masa remaja kita. Dan betapa
beruntungnya kita bisa memiliki masa-masa remaja seperti itu.
Teruslah
menulis kawan,
Karna
disaat kita sedih, galau, bimbang, sebuah tulisan akan sedikit menghibur dan
menentramkan.
Teruslah
menulis kawan,
Karna
sebuah tulisan yang sarat akan makna memiliki untuk mengubah masa depan.
Teruslah
menulis kawan,
Karena
disini tempat kita membagi kebahagiaan.
Dan disini saya akan membagi cerita tentang harapan-harapan saya dimasa
depan.
اهلا وسهلا في المستقبلي
Inilah
gambaran kehidupan saya 10 tahun yang akan datang yang saya
harapkan.
Ketika
10 tahun yang akan datang dimana saya sudah dalam keadaan dewasa,
sudah tidak lagi menjadi seorang siswi, akan tetapi menjadi seorang mahasiswi dan
bahkan mungkin saja saya sudah menjadi seorang sarjana.
Menjadi
seorang sarjana adalah termasuk salah satu keinginan orang tua saya terutama ibu.
Saya terlahir dari keluarga sederhana, kedua orang tua saya tidak mengalami pendidikan kejenjang
yang tinggi (sarjana). Kedua orang tua saya hanya seorang wiraswasta,
yang tepatnya sekarang bekerja di koprasi swasta. Maka pengalaman mereka yang kurang dalam pendidikan kedua orang tua saya mengharapkan anak nya harus memasuki
kejenjang pendidikan yang tinggi (sarjana). Mendapat gelar sarjana bukanlah suatu
pengharapan kedua orang tua saja, akan tetapi suatu keharusan (itulah suatu penegasan
dari kedua orang tua saya).
Siapa sih
yang tidak mau mendapat gelar sarjana ?
Secara
pribadi pun saya menginginkan menjadi seorang sarjana. Dan propesi yang saya harapkan setelah mendapat gelar sarjana
adalah menjadi seorang guru. Propesi seorang
guru bagi para wanita termasuk saya adalah
termasuk propesi yang sederhana. Apalagi saya yang senang bergaul dengan anak-anak,
dan biasa berbagi ilmu kepada mereka adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Mudah-mudahan
saja harapan mendapat gelar sa jana dan menjadi seorang guru, 10 tahun
yang akan datang bisa terwujudkan. Aamiiin
Dan
tentunya 10 tahun yang akan datang pun saya sudah menargetkan sudah mempunyai seorang
pendamping hidup. Karena 10 tahun yang
akan datang dimana umur saya pun sudah cukup untuk mempunyai seorang pendamping
hidup. Sekarang saya baru berumur 16 tahun, menginjak dewasa pun saya
belum waktunya. Jadi seumuran saya berpikiran tentang seorang pendamping hidup masih
sangat labil. Harapannya tentang seorang pendamping hidup pasti ngga jauh berbeda
dengan orang lain. Secara
fisik, yaa itu tergantung pada penilaian individu.
Bagi saya yang paling utama, seorang suami harus bias menjadi imam bagi
istri dan anaknya.
TAPI
!!!
Tidak
ketinggalan pula, segala sesuatu yang kita lakukan termasuk mentukan seorang pendamping
hidup, harus dibarengi restu dari kedua orang tua
kita. Karena sesempurna apapun seorang pendamping hidup kita, jika orang
tua kita tidak memberi restu pasti kebahagiaan
tidak akan menghampiri kita.
MAKA,
Carilah
restu kedua orang tua, dan lengkaplah sudah jika kita mendapat restu
dari keduanya. Insya Allah kebahagiaan bersama kita. Aamiiinn